PENTINGKAH ORGANISASI?
Oleh : M. Kharisma Adinata
Menjadi seorang
mahasiswa bukanlah hal mudah, bukan
sekedar belajar didalam kelas lalu pulang kerumah. Menjadi mahasiswa
berarti mengabdi. mengabdi untuk orang tua dan masyarakat. Namun semua bisa
dijalankan dengan mudah bila kita menjalankan tugas dan peran mahasiswa
dengan sebaik-baiknya. Menjadi mahasiswa jangan hanya
sebatas mahasiswa biasa. Kita harus mampu mengikuti arus pergaulan kampus,
tentunya yang memberikan dampak positif terhadap kita.
Menjadi mahasiswa berarti menjadi garda terdepan membangun bangsa, menjadi
pelopor untuk masa depan bangsa, menjadi kaum intelektual yang berani
mengkritik penguasa bukan malah menjadi penjilat penguasa, dan tak pernah diam
dengan ketertindasan maupun kesewenang-wenangan. Setiap pribadi memiliki
karakter yang berbeda-beda, ada yang suka menulis, ada yang gemar berpidato,
ada yang gemar berorasi dan ada pula yang gemar olahraga. Maka sebagai pribadi
yang luhur, kita harus mampu mengembangkan dan memaksimalkan setiap potensi yang
ada didalam diri kita. Semua hal itu tidak akan dapat dan tidak akan kita
temukan bila kita hanya menjadi mahasiswa yang hanya kekampus untuk masuk
kelas. Seperti kata pepatah ”tuntulah
ilmu sampai kenegeri cina”, maka
dari itu kita sebagai mahasiswa harus mau dan mampu mencari sebanyak-banyaknya,
menggali sedalam-dalamnya semua ilmu pengetahuan baik dikelas, dikampus
dimanapun ilmu itu berada. Salah satu cara untuk dapat mengembangkan potensi
dalam diri kita adalah dengan ikut ke dalam organisasi.
Dewasa ini, kita lihat bersama-sama
minat mahasiswa terhadap organisasi makin berkurang. Tentu ini menjadi tamparan
keras untuk kita yang paham akan pentingnya berorganisasi. Padahal kalau kita
telisik lebih dalam, salah satu cara memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
adalah dengan mendirikan berbagai macam organisasi, dimulai dari Sarekat Dagang
Islam (SDI) dimotori oleh H.Samanhudi , kemudian ada Sarekat Islam (SI) yang
dimotori oleh H.O.S.Tjokroaminoto yang dijuluki guru bangsa karena beliau
merupakan guru dari para pendiri bangsa, sebut saja Soekarno sang proklamator
kemerdekaan Indonesia.
Organisasi-organisasi ini dibangun
untuk menghimpun kekuatan rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
melawan belanda., sebagai buktinya kemerdekaan Indonesia pun tercapai pada
tanggal 17 Agustus 1945. Tak berhenti sampai disitu benih-benih perjuangan
pemuda Indonesia melalui organisasi semakin besar, munculnya Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) pada tahun 1947 dua tahun pasca kemerdekaan menjadi batu tapal
perjuangan mahasiswa melalui organisasi. Pada tahun 1965, disaat Indonesia
bergejolak akibat kerusuhan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia)
mahasiswa-mahasiswa Indonesia kembali turun kejalan untuk menuntut keadilan.
Terbukti dengan dibentuknya KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) yang dalam
hal ini mengajukan tiga tuntutan rakyat yang kemudian dikenal dengan sebutan
Tritura.
Dewasa ini, minat mahasiswa untuk
berorganisasi jauh sekali berkurang, mahasiswa lebih senang ikut hanyut kedalam
arus hedonisme dan kehidupan kota. Lebih senang nongkrong-nongkrong di kafe
atau warkop sambil main game daripada diskusi dibawah-bawah pohon dan sudut
kampus. Bangsa ini pelu dibenahi, pola pikirnya serta prilakunya. Mahasiswa
sebagai agen perubahan menjadi akar yang menumbuhkembangkan pola pikir baru
agar mengubah prilaku masyarakat agar kemudian nantinya tercapai masyarakat
adil sejahtera yang diridhoi Allah SWT.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus