EKSISTENSI GERAKAN SOSIAL DI KALANGAN MAHASISWA
Oleh: Ahmad Fuadi Nasution
Oleh: Ahmad Fuadi Nasution
Gerakan sosial merupakan suatu aktivitas sosial berupa gerakan oleh sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.
Nyatanya, gerakan sosial juga memiliki imbas yang luar biasa bagi suatu Negara bahkan mampu merombak ulang seluruh tatanan pada suatu Negara dengan cara melenyapkan institusi-institusi yang lama dan mendirikan institusi yang baru. Menurut Anthony Giddens gerakan sosial adalah suatu upaya kolektif untuk mengejar suatu kepentingan bersama atau gerakan mencapai tujuan bersama melalui tindakan kolektif di luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan.
Setelah melihat definisi dan merujuk pada tri darma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian. Sudah sangat pada poin ke 3 dalam tri darma perguruan tinggi yang bertuliskan pengabdian, saya akan memberikan beberapa fakta bahwa gerakan sosial yang dilakukan mahasiswa untuk umat dan bangsa mengalami penurunan. Gerakan sosial bisa dilihat dari kehidupan mahasiswa karena peran mahasiswa adalah agent of change, iron stok dan soCial control, fakta nyata kehidupan mahasiswa saat ini dan lingkungannya sangat jauh berbanding terbalik dengan 3 peran mahasiswa yang sering disebut saat seminar-seminar yang sering diadakan di universitas tempat mahasiswa menimba ilmu tersebut.padahal kalau ditelisik lebih dalam gerakan sosial yang dibawa mahasiswa pernah menjadi batu tapal perubahan sosial untuk bangsa Indonesia. Contohnya seperti gerakan 66 dan 98. Sejatinya, mahasiswa menjadi penggagas gerakan-gerakan sosial yang kemudian mampu membawa bangsa ini kepada era yang lebih baik dan lebih maju
Melihat gaya hidup atau keseharian mahasiswa pada masa kini yang
bisa kita lihat adalah hanya sebatas kuliah, ber fashion ala artis korea,
membuat instastory, mencari pacar dan lalu pergi ke café membahas tren artis
masa kini lalu pulang kerumah, dan tak luput jiwa kebucinan yang merenggut
pikiran-pikiran bebas mahasiswa menjadi sempit dangkal dan tidak mau ribet,
inilah yang kita lihat dan kita amati kondisi pada era ini. Mahasiswa tak mampu
lagi memahami apa yang menjadi tugas nya ketika ia menjadi mahasiswa sehingga
menciptakan sikap apatis dan hedonis yang di anut atau di jalani pada
kesehariannya sampai ia selesai menjadi mahasiswa, tanpa tahu memaknai untuk
apa ia di lahirkan ke dunia.
Mendengar najwa shihab pada saat ia mengisi salah satu seminar di
salah satu universitas kurang lebih begini ungkapnya “Jika idealisme adalah
kemewahan terakhir yang dimiliki pemuda akan di isi dengan apa periode kita
selama menjadi mahasiswa, belajar tentu keharusan yang tidak boleh diabaikan
namun merugilah jika belajar disempitkan semata perkuliahan “. Mungkin kata itu
tak asing lagi karna sering kita dengar di keseharian ketika ada perekrutan
organisasi-organisasi mahasiswa, kata
itu menjadi salah satu cara untuk mengajak dan membuat mahasiswa tertarik dengan
organisasi yang sedang di tawarkan.
Seyogyanya kita sebagai mahsiswa harus mengembalikan gerakan sosial
untuk perubahan di tatanan masyarakat. Mahasiswa memiliki kualitas-kualitas
untuk menduduki kelompok elit tanpa mengenyampingkan tujuan dari awal gerakan
gerakan sosial yang bertujuan untuk mesejahterakan rakyat dan mencerdaskan
kehidupan bangsa sesuai dengan yang cita cita negara dimana telah disampaikan
pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Sikap
yang progresif sebagai ciri dari pada seorang intelektual, sikap atas kejujuran
keadilan dan obyektifitas, mahasiwa harus sadar sejatinya manusia adalah
makhluk hanif, sehingga mahasiswa akan bergerak untuk melihat
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada umat dan bangsa di negara kesatuan
Republik Indonesia. Kita adalah generasi muda dan generasi intelektual,
ditangan kitalah perubahan negara indonesia ini, seperti kata tan malaka “
terbentur, terbentur dan terbentuk “
atau seperti yang dikatakan emha ainun nadjib yang biasa akrab dipanggil cak
nun begini ungkapnya “Seseorang tidak akan memperjuangkan perubahan dari
ketidakbenaran menjadi kebenaran ketika yang harus ia pelihara adalah kemapanannya
dalam ketidakbenaran”. Kata-kata tersebut semacam memberi tamparan keras pada
kita terkhususnya mahasiswa akan begitu pentingnya gerakan sosial dikalangan
mahasiswa atau insan akademis sebagai bukti bahwa ia adalah seorang mahasiswa
yang peduli terhadap dirinya, keluarganya, lingkungannya, bangsanya dan
peradaban kedepan yang akan hadir untuk menjaga gerakan sosial agar tetap hidup
dan selalu menjadi salah satu pilihan untuk mengabdikan diri kepada ummat dan
tentunya mengaktualisasikan nilai-nilai kemanusiaan yang ia dapatkan dibangku
perkuliahan. Maka pada prinsipnya kita sebagai mahasiswa harus bergerak untuk
mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh ALLAH SWT , tidak ada kata
terlambat untuk niat baik.
Panjang
umur perjuangan..
Komentar
Posting Komentar