KONSEP LAHIRNYA KHALIFAH FILL-ARD
Oleh : M. Rizki
Ramadhan Zein
Begitu banyak ciptaan-Nya, Tuhan masih
memberikan kepercayaan terhadap Manusia sebagai makhluk ciptaan yang tertinggi,
yang Tuhan jadikan khalifah atau wakil Tuhan di bumi. Bahkan malaikat yang
senantiasa bertasbih dan mengagungkan Allah pun cemburu "Dan (ingatlah)
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." QS. 2:30. Itulah mengapa tuhan
memberikan gelar pemimpin dimuka bumi kepada ciptaan-Nya ( manusia ).
Manusia hidup dari bumi dan
diserahi untuk memakmurkan hal-hal yang ada di dunia maka urusan dunia telah di
serahkan Tuhan kepada manusia, manusia sepenuhnya bertanggung jawab atas segala
perbuatannya selama di dunia . Tindakan suatu prilaku manusia yang tidak
menyadari akan hal nilai nilai kemanusiaan maka dampaknya manusia tidak akan
bisa mencapai keinginan dan segala tujuannya, begitu juga dengan hal pengetahuan
atau ilmu di saat manusia mempunyai ilmu tanpa rasa nilai kemanusiaan tidak
akan bisa mencapai sesuatu yang menyangkut kebahagiaan, bahkan mungkin
menimbulkan suatu kehancuran pada peradaban .
Dr. M. Quraish Shihab menjelaskan
bahwa kata khalifah digunakan oleh al-Qur’an untuk siapa yang diberi kekuasaan
mengelola wilayah, baik luas maupun terbatas. Dalam hal ini Daud mengelola
wilayah Palestina, sedangkan Adam secara potensial atau aktual diberi tugas
mengelola bumi keseluruhannya pada awal masa sejarah kemanusiaan. Bahwa seorang
khalifah berpotensi, bahkan secara aktual, dapat melakukan kekeliruan dan
kesalahan akibat mengikuti hawa nafsu. Karena itu baik Adam maupun Daud diberi
peringatan agar tidak mengikuti hawa nafsu.
Firman Allah dalam QS 38: 26, “Hai
Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” Allah
sebagai pemberi amanah dari “langit” menentukan bahwa pemimpin itu harus menegakkan
hukum (law enforcement) dan keadilan serta menghindarkan diri dari mengikuti
hawa nafsu. Tanpa keadilan, yang berlaku adalah “hukum rimba”: siapa yang kuat (mungkin
harus dibaca: siapa yang punya pasukan), maka dialah yang menang.
Maka Bentuk pengabdian manusia
yang nyata ialah pembelaan kaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin agar setiap
mereka dapat merasakan nilai-nilai kemanusiaan, maka setiap langkah manusia
dalam melakukan hal tersebut berdasarkan keimanan manusia itu sendiri.
Suatu Sistem pemerintahan yang
didalam nya terdapat sekelompok orang yang melakukan segala sesuatu sehingga
lupa akan nilai kemanusiaan untuk menunjang polaritas demi mendapatkan
kekuasaan ketika suatu pristiwa terjadi menimpah para rakyat jelata hak yang
dimiliki mereka di rampas oleh pemerintah atau para pejabat negara yang rakus
serta memangku kekuasaan politik , maka dipastikan amanah khalifah fil ard itu
belum bisa dipegang.
Peristiwa yang di resah kan para
rakyat atau masyarakat salah satunya itu tanah dan tempat tinggal mereka di
gusur untuk membangun suatu bangunan-bangunan tinggi yang bertingkat berbintang
dan berbulan, yang berbaur kedalam unsur politik demi mendapatkan keuntungan
dan kepuasan pribadi adapun peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi yaitu
memakan uang rakyat atau biasa di sebut koruptor dengan costum atau penampilan
yang memakai jas sertas sehelai dasi di leher menggambarkan sosok pejabat
negara .
Sungguh ironis, andaikan para
pahlawan dan tokoh-tokoh perjuangan dapat melihat keadaan negara saat ini
walapun hanya sebentar kalian akan merasakan kesedihan bung, dikarenakan luntur
dan hilangnya nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan yang dulunya kalian perjuangkan
mati-matian dan mengkorbankan nyawa kalian untuk negara ini demi kemaslahatan
bangsa, bukankah pancasila poin ke lima "Keadilan sosial Bagi seluruh
Rakyat Indonesia". Adakah pemerintah menyoal hal itu ?.
Keadilan adalah amanah rakyat
kepada pemerintah yang mesti dilaksanakan, dan pemerintah harus bertanggung
jawab kepada rakyat atas apa yang di lakukannya, karena kekuatan suatu
pemerintahan di negara ada di tangan rakyat. Maka dari itu pemerintah yang
benar dan yang harus ditaati ialah yang mampu mengabdi kepada kemanusiaan,
kepada kebenaran dan akhirnya kepada Tuhan yang Maha Esa . Karena kekuasaan
tertinggi adalah kekuasaan vertikal (Sang Khalik).
Karena suatu Kemerdekaan dan
keadilan merupakan dua nilai yang saling menopang, dan harga diri setiap
manusia terletak pada kebebasan dan adanya tanggung jawab pribadi, apabila
manusia tidak memiliki sifat tanggung jawab maka manusia itu kehilangan
karakter, moral bahkan harga diri. Karna sesungguhnya Manusia adalah puncak
ciptaan dan makhluk yang tertinggi, sebagai makhluk tertinggi manusia dijadikan
khalifah atau wakil tuhan di bumi yang di beri rasa tanggung jawab atas apa
yang sudah diperbuat di bumi, dan mampu mempertanggung jawabkannya atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT. Kelak kepada tuhan
(Allah) yang maha pencipta atas segalanyalah kita diminta pertanggung jawaban
atas perbuatan dan tindakan kita semasa di beri khalifah fill-ard.
Komentar
Posting Komentar