Langsung ke konten utama

 Mahasiswa Dalam Pergerakan Dulu dan Saat Ini

Oleh : Mangun Angkat



    Masyarakat mengenal mahasiswa sebagai bagian dari agent of change di mana antusiasme darinya ( mahasiswa) ialah mewujudkan berbagai perubahan dibutuhkan dalam berbagai linimasa saat ini. tentunya perubahan yg rekonstruktif yang diawali dari hal terkecil, dari dirinya juga sekitarnya terlebih dahulu. kritik yang membangun perlu dan mestilah terus dikemukakan pada berbagai macan forum2 ilmiah dalam rangka perbaikan yang lebih revosioner lagi dikemudian hari! Dimulai dari Masa SMA yang katanya ketika kita masuk ke SMA maka arah kapal selanjutnya adalah Perguruan Tinggi beda dengan ketika kita masuk ke SMK, tetapi bukan tidak mungkin ketika anak SMK masuk ke Perguruan Tinggi, dimana di Perguruan Tinggi kita akan menemui yang Namanya MAHASISWA. Secara umum Mahasiswa berarti sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri dari sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah Universitas. Secara etimologi mahasiswa berasal dari kata “maha = tinggi, besar dan siswa = pelajar” jadi, mahasiswa adalah pelajar tinggi. Arti Besar secara pemikiran brarti kondisi yang labil, jiwa yang meledak ledak emosi yang meluap, karena dalam proses orientasi mahasiswa berada dalam pencarian jati diri. Besar dalam arti tanggung jawab, brarti seorang mahasiswa harus senantiasa mampu dan bisa menyelesaikan sesuatu hal hingga tuntas, selain itu juga seorang mahasiswa harus mandiri , karena ketika menjadi mahasiswa, sudah saatnya beranjak dari masa kanak kanak, karena semakin beranjak umur semakin beranjak pula tingkat kedewasaan kita.


    Secara terminologi mahasiswa adalah seseorang yang terdaftar di perguruan tinggi.

Sempat terbersit sebuah pertanyaan, lantas untuk apa kuliah dan menjadi mahasiswa? Secara umum memang, apabila kita melihat ke jendela dunia hari ini, Hanya beberapa orang tamatan SMA/SMK yang sukses dan berhasil, tapi pada saat ini ijazah SMA tidak dapat sepenuhnya menjamin kehidupan di masa depan. Orang percaya bahwa menjadi sarjana merupakan sebuah kunci, sebuah batu loncatan untuk hidup yang lebih cerah. Selain itu arti penting kuliah adalah Kuliah Membuka Wawasan dan Pengetahuan Membuat Pola Pikir Menjadi Lebih Dewasa, serta merta membuka cakrawala berfikir dimana saat ini kuliah merupakan sebuah standar pendidikan terendah di dunia kerja. 


    Apabila kita tarik mundur ke tahun tahun pahit sebelum kita hadir dan berada di dunia saat ini, mahasiswa merupakan tonggak sebuah perjuangan, dimana jika kita lihat sejarah sejarah yang sudah terjadi dimasa sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, dalam sejarah perjuangan bangsa indonesia gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional misalnya saja gerakan gerakan 1908, pada tahun ini lahir sebuah wadah yaitu boedi oetomo sebagi wadah kaum pembaharu dan terpelajar, Mahasiswa merupakan aktor utamanya. Pada masa ini masih dalam penindasan kolonialisme, sehingga muncul wadah ini dan mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan. Kemudian selanjutnya pada tahun 1928 kelompok ini muncul karena adanya kekecewaan atas perjuangan perjuangan pergerakan di Indonesia dan di tahun ini kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda. munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada tahun tahun berikutnya dari dinamika pergerakan nasional yang ditandai dengan kehadiran kelompok-kelompok studi, pada masa ini kelompok kolonial melarang berbagai aktivitas yang berbau politik maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih mengarahkan kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi di asrama asrama, tiga asrama yang berperan dalam melahirkan sejumlah tokoh adalah asrama Menteng Raya, Asrama Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Yang nanti nya tokoh tokoh ini yang berperan penting dalam gerakan 1945, salah satu peran angkatan muda 1945 adalah menculik dan mendesak soekarno dan hatta untuk memproklamirkan kemerdekaan, yang nantinya gerakan ini disebut dengan Peristiwa Rengasdenglok. Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan akan aliansi mahasiswa pada masa demokrasi liberal ( 1950-1959 ) yang nantinya kebanyakan organisasi ekstra berada di bawah partai-partai politik misal nya GMKI dan PMKRI dengan dengan partai Khatolik. GMNI dekat dengan PNI. CGMI dekat dengan PKI. GEMSOS dekat dengan PSI. PMII berafiliasi dengan partai NU. Dan HMI dekat dengan Masyumi. Di masa ini juga CGMI lebih menonjol setelah PKI tampil sebagai partai kuat, dan di masa ini terjadi perseteruan sengit antara CGMI dengan HMI. Karena keresahan keresahan yang terjadi, terfikir untuk membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia dengan kesepakatan sejumlah organisasi. Dan berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI. Gerakan ini disebut dengan Angkatan 66. Dan masih banyak gerakan gerakan di tahun berikutnya pada tahun 1974, 1977-1978, 1990, dan 1998, pada Tahun 1998 adalah sebuah peristiwa paling bersejarah, gerakan ini menuntut reformasi dan berhasil memaksa Soeharto untuk melepas jabatannya sebagai Presiden Masa itu. Namun sayang di samping itu banyak aktivis yang berjuang dan meninggal dunia akibat gerakan represif yang di lakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini yaitu Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, Tragedi Lampung.  Peran mahasiswa pada masa itu adalah sebagai agent of change Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan, sebab di pundak mahasiswa terdapat titik kebangkitan untuk bangsa dan negara. Mahasiswa juga Sebagai Guardian of Value, mahasiswa tidak hanya berperan dalam menjaga, namun juga sebagai pembawa, penyebar dan penyampai nilai-nilai itu sendiri. selain itu mahasiswa sebagian iron stock  dimana dalam pengertian nya mahasiswa adalah sebuah cadangan sebuah aset sebuah sumber daya manusia yang nantinya menjadi generasi penerus bangsa ini, yaitu dengan pergantian kekuasaan golongan tua kepada golongan muda. Namun bertolak belakang pada saat ini, masa dimana teknologi berkembang pesat, semakin banyak kegundahan masyarakat terhadap aktivisme mahasiswa. Mitos mengenai mahasiswa sebagai Agent of change berubah drastis dari realita yang terjadi setelah 22 tahun era reformasi. Mahasiswa saat ini lebih senang duduk di acara televisi televisi dan hanya menjadi juru tepuk tangan atau hanya menjadi penonton bayaran untuk tertawa nya. Mahasiswa saat ini lebih senang duduk manis di pusat perbelanjaan atau di tempat nongkrong yang hits dan sangat jauh dari kehidupan sulit rakyat kecil. Bahkan mencaci maki mahasiswa yang ikut demo, dengan cibiran memacetkan jalan, merusak fasilitas umum, dan masih banyak lagi. Di sisi yang lain ada mahasiswa yang ikut demo hanya untuk kesenangan dan kebahagiaan belaka demi sebuah sosial media. Dan ada juga mahasiswa yang melakukan aksi hanya sebagai ajang atau wadah untuk mencari uang atau biasa di sebut demo bayaran atau demo titipan, lantas dimana aktualisasi dan realisasi mahasiswa sebagai agent pf change? Social control dan lain sebagainya? Apakah hanya menjadi sebuah legenda? Atau hanya menjadi sebuah cerita di buku sejarah?


    Artinya pergerakan pergerakan mahasiswa saat ini harus betul betul dilandasi atas tanggung jawab dan kesadaran penuh, demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT. Gerakan mahasiswa juga harus belajar dari gerakan gerakan mahasiswa di tahun-tahun pahit. Mahasiswa harus bersikap tegas dengan segala aksi dan kegiatan yang dilakukannya, membuat gerakan gerakan nyata tanpa mengharapkan sebuah imbalan atau jumpa belakang.


    Bahkan jika perlu mahasiswa harus memiliki sebuah media massa yang diolah dan disebar luaskan ke seluruh pelosok demi membentuk argumen dan memperluas kesadaran masyarakat luas. Selain itu juga mungkin diperlukan pendidikan pendidikan rakyat yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dan juga harus memikirkan berbagai kegiatan yang edukatif serta visioner sesuai dengan zaman di era disrupsi saat ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teropong Kader HMI: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Teropong Kader HMI: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Oleh : Ajeng Febrian Surbakti      Sebagai mahasiswa itu sendiri, kampus adalah rumah kedua kita, tempat kita menimba ilmu dan membentuk mimpi-mimpi yang lama kita bangun. Namun, bayang-bayang kekerasan seksual yang mencuat di UINSU baru-baru ini merobek rasa aman yang seharusnya kita rasakan. Sebagai kader (Himpunan Mahasiswa Islam) HMI, sepatutnya kita tidak bisa tinggal diam. Dalam tulisan ini saya, Ajeng Febrian Surbakti ingin mengulas sedikit lewat teropong kader HMI. Perlu diketahui benang kusut permasalahan ini merupakan tanggung jawab moral kita bersama, bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari gerakan mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.      Dari sudut pandang mahasiswa, salah satu akar masalah yang paling terasa adalah kurangnya ruang aman dan mekanisme pelaporan yang efektif. D...

HMI ANTARA KEKUASAAN INTELEKTUAL ATAU DEGRADASI INTEGRITAS

HMI ANTARA KEKUASAAN INTELEKTUAL ATAU DEGRADASI INTEGRITAS Oleh: Rizky Nanda Pratama Sebelum kita melangkah lebih jauh dalam pembahasan ini, ada baiknya kita menilik kembali sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Apa sebenarnya HMI? Mengapa organisasi ini didirikan, dan apa alasan keberadaannya masih dipertahankan hingga kini? Memahami sejarah dan tujuan HMI sangat penting agar setiap kader dapat menyerap pesan yang terkandung di dalamnya. Tanpa pemahaman yang utuh, ada risiko bahwa kader tidak akan terlibat aktif dalam perjuangan untuk mewujudkan misi HMI. Dampaknya bisa beragam: misi yang berbunyi “terbinanya insan akademik, pencipta, dan pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala” dapat dianggap sebagai sekadar susunan kata tanpa makna, bahkan dapat dianggap sepele sehingga tidak layak untuk diperjuangkan. Oleh karena itu, memahami HMI secara menyeluruh, termasuk motivasi di balik pendirian...
  Curhatan Mahasiswa Tentang Kuliah Daring Selama Pandemi Oleh : Desi Rambe      Banyak sekali suka duka yang dialami mahasiswa pada saat ini dalam kegiatan kuliah daring selama pandemi. Kuliah daring tentunya berdampak secara langsung civitas akademika kampus, baik itu tenaga pendidik, tenaga kepegawaian, hingga mahasiswa. Mahasiswa merasakan campur aduk antara senang dan sedih dengan keputusan kuliah daring sampai saat ini. Mahasiswa mengaku sedih karena banyaknya kendala dan perkuliahan yang tidak semaksimal kuliah tatap muka, mulai dari kendala jaringan dan lain sebagainya. Dan senangnya kuliah daring karena tidak dipaksakan masuk ke kampus saat kondisi belum membaik sepenuhnya.      Mahasiswa stambuk 2020 yang tidak pernah sama sekali merasakan kegiatan perkuliahan secara tatap muka langsung dengan dosen masih berharap agar bisa dilakukan kegiatan perkuliahan ini secara offline . Banyak haluan yang timbul di benak mahasiswa sewaktu menjadi mahasis...