Langsung ke konten utama

Sikap Dinamis yang mulai Pudar pada Mahasiswa



Sikap Dinamis yang Mulai Pudar Pada 
Mahasiswa

Oleh : Robin Syaputra


      Agent of change merupakan julukan yang erat pada diri seorang mahasiswa dari dulu sampai sekarang. Sesuai dengan artinya yaitu (generasi perubahan) atau mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Terlepas dari itu Mahasiswa merupakan salah satu harapan bangsa agar bisa berubah ke arah lebih baik. Mahasiswa dianggap memiliki intelek yang bagus dan cara berpikir yang sudah matang,sehingga sangat diharapkan dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah. Selain itu mahasiswa bukan hanya seorang yang menimba ilmu dibangku kuliah, namun lebih dari itu. Kita sebagai mahasiswa memilki banyak peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam pendidikan, politik, dan sosial masyarakat. Julukan yang sangat berat kita emban apalagi kita sebagai mahasiswa yang kata nya Agent Of Change yang harus memiliki aksi nyata untuk pertanggung jawaban atas julukan yang melekat pada diri kita sebagai mahasiswa. 

       Kita adalah sekelompok anak muda yang mempunyai tanggung jawab lebih besar daripada anak muda lainnya. Kita adalah sekelompok anak muda yang mempunyai kesempatan mengembangkan diri untuk maju meraih masa depan, bukan hanya untuk kita sendiri,tapi untuk kemajuan bangsa. Seperti pesan Bapak Anis Baswedan ,”Anda jangan hanya belajar di dalam ruang kuliah saja , kuliah anda ada di dalam ruang kuliah dan luar ruang kuliah”. Ada dua, jika anda disebut seorang aktivis , maka jangan hanya aktivis di luar ruang kelas, tetapi aktivis di dalam ruang kelas juga. Di sisi lain, jika teman teman hanya ingin belajar di dalam kelas saja, anda akan merugi, karena di ujung masa kuliah, anda hanya membawa keluar selembar kertas, bertuliskan transkip nilai atau selembar kertas ijazah. 

       Bagi kita menjadi seorang mahasiswa mungkin adalah hal yang wajar, tapi tidak bagi sebagian orang yang hanya bisa bermimpi untuk menjadi seorang mahasiwa dikarenakan terkendela biaya ataupun faktor lainnya. Oleh Karena itu kita sebagai mahasiswa harus bisa memanajemen waktu dan kesempatan yang sudah diberikan kepada kita. Jati diri mahasiswa juga harus ada dalam diri mahasiswa,karena secara ketika dia sudah terdaftar di perguruan tinggi ,maka secara otomatis ada tanggung jawab, peran, fungsi yang melekat. 

       Selain itu , mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiwa diharapkan menjadi manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset,cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Lalu permasalahan nya apakah mahasiswa sekarang layak disebut dengan julukan nya yang katanya Agent Of Change?

      Mahasiswa itu lurus dan murni di dalam perjuangan , tidak memiliki motif motif kekuasaan dan finansial atas setiap yang diperjuangkannya. Mahasiswa bergerak karena dorongan hati, dorongan ideologis daripada sikap pragmatis. Mahasiswa juga memiliki gagasan dan ide dengan kritis dan terbuka. Dua peran atau dua julukan mahasiswa sebagai agent of change dan iron stock, , tetap melekat. Mungkin sebahagian mahasiswa kehilangan orientasi dalam mengartikan peran, sehingga mungkin dia cenderung sungkan untuk menempatkan dirinya. Tapi banyak yang terjadi di sekitar kita, sebahagian mahasiswa masih bersikap apatis atau merasa bodoamat dengan lingkungan sekitar. Sebagian mahasiswa tersebut masih terperangkap dalam zona nyaman nya. Mungkin faktor zaman semakin berkembang, teknologi semakin pesat berdampak pada kehidupan setiap manusia dan tak terkecuali bagi kehidupan manusia. Teknologi yang sangat bergantung pada diri kita yaitu gadget. Ketika seseorang sudah disandingkan dengan teknologi , seringkali dia abai dengan lingkungan sekitar dia. Mungkin itu juga yang menjadikan stigma apatis melekat pada diri mahasiswa sekarang. teknologi atau media sosial yang dimiliki merupakan tempat eksistensi nya didalam dunia maya. 

         Fungsi mahasiswa sangat penting sekali bagi kita semua dalam memajukan bangsa, sebagai mahasiswa merupakan tanggung jawab yang harus di pikul dalam fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian tiga hal ini saling berkaitan satu dengan yang lain sehingga harus dikerjakan secara bersamaan. Proses tersebut bagi saya sudah memulai mudar. Mulai nya memudar itu pasti dipikir adalah kesalahan mahasiswa karena hilangnya kesadaran peran tersebut dan ketidaktauan mahasiswa. Maka sudah selayaknya Perguruan tinggi berkewajibaan menyadarkan dan mengarahkan , bukan malah mengambil keuntungan dari ketidaktauan mahasiswa yang menyebabkanketidak sadaran tersebut. karena itu adalah kewajiban yang seharusnya ditunaikan oleh perguruan tingggi sebagaimana tugasnya mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan kewajiban itu malah dikesampingkan, sehingga banyak hak mahasiswa yang tidak terpenuhi.

         Oleh karena, kita sebagai mahasiswa yang berintelektual sudah saat nya sadar atas peran kita sebagai kaum muda yang mempunyai gagasan kritis dan ide. Apalagi di Jaman sekarang, jaman dimana disebut serba online, contohnya salah satu yaitu KULIAH ONLINE. Diberlakukan nya sistem daring dikarenakan dimasa pendemi ,kegiatan tatap muka khususnya, diganti menjadi daring, yaitu mahasiswa belajar dari rumah dan gadgetnya, sedangkan tenaga pengajar (dosen) sama seperti mahasiswa mengajari atau memberi materi nya lewat sistem daring juga. ya memang betul, kuliah daring ini minim fasilitas, banyak tugas. Bahkan tugas yang diberikan tenaga pengajar kepada mahasiswa ini terkadang melampaui batas, terkadang juga, sebagian dosen hanya memberi tugas tanpa memberi materi. Dan tugas yang diberi tersebut, pun bukan sedikit, melainkan tugas yang belum dimengerti mahasiswa tapi mahasiswa diwajibkan mengerti dengan tugas tersebut. lantas bagaimana mahasiswa dapat menikmati perkuliahan daring ini jika hanya diberikan tugas lalu dikumpul pada jam tertentu. Al hasil mahasiswa harus berburu waktu dikarenakan takut jika tidak mengerjakan tugas. Dikarenakan hal ini lah ,sebagian mahasiswa lebih mementingkan nilai daripada peran mereka sebagai agent of change.

     Menjadi mahasiswa bukan hanya sekedar kuliah dan nilai. Jangan sampai kita menyesal, karena kita sudah menyianyiakan waktu kuliah. Menurut data BPS Februari 2019, memang jumlah pengangguran itu menurun, tapi untuk pengangguran yang berstatus sarjana malah meningkat. Artinya persaingan untuk mendapatkan lapangan pekerjaan pada zaman sekarang ini ,itu begitu kompetitif. Menyelesaikan kuliah secara cepat, itu adalah usaha yang bagus,tapi bukan berarti selesai kuliah , 3,5 tahun dengan jaminan kita bisa keterima, ditempat kerja yang kita impikan, karena jaman sekarang ini perusahaan perusahaan tidak memprioritaskan mahasiswa dengan IPK tinggi. Perusahaan tidak akan bertanya apakah kamu mahasiswa dengan lulusan tercepat atau bukan , melainkan masih mengedepankan sofskil kita sebagai mahasiswa. Oleh karena itu ,softskil itu mencakup kejujuran dan tanggung jawab yang tinggi, bagaimana kamu bisa bergaul, bagaimana kamu bisa mempertahankan kerja keras, kecintaan mu terhadap apa yang kamu kerjakan, leadership atau kepemimpinan dan kepribadian yang kompetitif, dan kemampuan untuk mengeluarkan ide. 

        Terakhir penulis menyampaikan kepada pembaca wujud nyata dari peran mahasiswa kembali pada diri masing masing mahasiswa. Peran mahasiswa dulu dan sekarang dalam kemerdekaan dan pendidikan tentu sama. Persamaan yang harus dipahami mahasiwa sekarang adalah mahasiswa harus mampu menjawab tantangan global. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teropong Kader HMI: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Teropong Kader HMI: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Oleh : Ajeng Febrian Surbakti      Sebagai mahasiswa itu sendiri, kampus adalah rumah kedua kita, tempat kita menimba ilmu dan membentuk mimpi-mimpi yang lama kita bangun. Namun, bayang-bayang kekerasan seksual yang mencuat di UINSU baru-baru ini merobek rasa aman yang seharusnya kita rasakan. Sebagai kader (Himpunan Mahasiswa Islam) HMI, sepatutnya kita tidak bisa tinggal diam. Dalam tulisan ini saya, Ajeng Febrian Surbakti ingin mengulas sedikit lewat teropong kader HMI. Perlu diketahui benang kusut permasalahan ini merupakan tanggung jawab moral kita bersama, bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari gerakan mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.      Dari sudut pandang mahasiswa, salah satu akar masalah yang paling terasa adalah kurangnya ruang aman dan mekanisme pelaporan yang efektif. D...

HMI ANTARA KEKUASAAN INTELEKTUAL ATAU DEGRADASI INTEGRITAS

HMI ANTARA KEKUASAAN INTELEKTUAL ATAU DEGRADASI INTEGRITAS Oleh: Rizky Nanda Pratama Sebelum kita melangkah lebih jauh dalam pembahasan ini, ada baiknya kita menilik kembali sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Apa sebenarnya HMI? Mengapa organisasi ini didirikan, dan apa alasan keberadaannya masih dipertahankan hingga kini? Memahami sejarah dan tujuan HMI sangat penting agar setiap kader dapat menyerap pesan yang terkandung di dalamnya. Tanpa pemahaman yang utuh, ada risiko bahwa kader tidak akan terlibat aktif dalam perjuangan untuk mewujudkan misi HMI. Dampaknya bisa beragam: misi yang berbunyi “terbinanya insan akademik, pencipta, dan pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala” dapat dianggap sebagai sekadar susunan kata tanpa makna, bahkan dapat dianggap sepele sehingga tidak layak untuk diperjuangkan. Oleh karena itu, memahami HMI secara menyeluruh, termasuk motivasi di balik pendirian...
  Curhatan Mahasiswa Tentang Kuliah Daring Selama Pandemi Oleh : Desi Rambe      Banyak sekali suka duka yang dialami mahasiswa pada saat ini dalam kegiatan kuliah daring selama pandemi. Kuliah daring tentunya berdampak secara langsung civitas akademika kampus, baik itu tenaga pendidik, tenaga kepegawaian, hingga mahasiswa. Mahasiswa merasakan campur aduk antara senang dan sedih dengan keputusan kuliah daring sampai saat ini. Mahasiswa mengaku sedih karena banyaknya kendala dan perkuliahan yang tidak semaksimal kuliah tatap muka, mulai dari kendala jaringan dan lain sebagainya. Dan senangnya kuliah daring karena tidak dipaksakan masuk ke kampus saat kondisi belum membaik sepenuhnya.      Mahasiswa stambuk 2020 yang tidak pernah sama sekali merasakan kegiatan perkuliahan secara tatap muka langsung dengan dosen masih berharap agar bisa dilakukan kegiatan perkuliahan ini secara offline . Banyak haluan yang timbul di benak mahasiswa sewaktu menjadi mahasis...