Langsung ke konten utama

Apakah kalian seorang Feminis?

 Apakah kalian seorang Feminis?
Oleh : Sarah Fadhila Siregar

      Mungkin pembaca tak asing lagi dengan kata "Feminisme" dan pengertian terkait itu. Feminisme mengajarkan kita suatu bentuk keadilan yang paling seksis, "isme" yang berbeda dengan isme lain, menjadikan analisis gender untuk melihat ketidakadilan. Feminis sendiri adalah panggilan etis untuk memperbaiki peradaban yang mendiskreditkan salah satu jenis gender. Sepanjang sejarah peradaban, perempuan seringkali diperhitungkan setengah manusia, karena dianggap sebagai pelengkap atau kelas kedua setelah laki-laki.

    Berbicara soal feminisme, banyak berbagai aliran Feminisme yg lahir karena berbagai permasalahan yg terjadi pada perempuan pada saat itu. Seperti Feminisme Liberal menginginkan terbebasnya perempuan dari peranan gender yang opresif. Mereka berargumentasi bahwa dalam masyarakat yang patriarki pekerjaan yang cocok untuk perempuan diasosiasikan pada sifat feminin. Feminisme Marxis yang muncul karena ketertinggalan perempuan yang disebabkan kapitalisme disuatu negara. Feminisme Sosialis yang muncul karena kritik terhadap Feminisme Marxis. Sosialis mengatakan bahwa kapitalisme bukan pusat dari permasalahan rendahnya kedudukan perempuan, karena sosialis menganggap sebelum kapitalisme muncul kedudukan perempuan sudah dianggap lebih rendah. Tujuan utama dari Feminis Sosialis ini adalah untuk menghapus kepemilikan dalam struktur sosial, karena mereka tidak setuju dengan hukum yang melegalisir kepemilikan pria atas harta dalam perkawinan. Feminisme Radikal paham ini muncul dipertengahan abad 19 yang menawarkan ideologi perjuangan setaratisme perempuan. Dalam hal ini mereka menuntut persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan dalam struktur sosial. Feminisme Anarkis, gerakan ini sering disebut dengan Feminisme Ekstrim, mereka menganggap bahwa negara dan laki-laki merupakan pusat segala permasalahan yang dialami perempuan. Tujuan utama gerakan ini adalah untuk menghancurkan negara dan laki-laki serta mewujudkan mimpi perempuan agar memegang kekuasaan tertinggi di dalam struktur sosial. Selanjutnya Feminisme Post Modern, gerakan yang mulai terlihat perkembangannya saat ini. Gerakan feminisme ini adalah gerakan yg anti dengan sesuatu yang bersifat absolut dan anti dengan otoritas. Menghindari satu kesatuan yang membatasi perbedaan. Artinya, kaum feminis ini boleh menjadi apapun yang mereka inginkan.

Jadi, kalian termasuk feminis yang mana?

       Setelah kita membaca tulisan diatas maka dapat kita simpulkan bahwasanya tidak ada rumus feminis yang baik. Sebelumnya, kita harus bisa membedakan feminis esensi dan feminis ekspresi. Aliran Feminisme yang penulis sebutkan diatas tadi merupakan ekspresi para feminis untuk mencapai esensi dari Gerakan Feminisme.

      Rocky Gerung pernah menyebutkan, dengan jenis ketidakadilan yang bergerombol. Semua jenis ketidakadilan semuanya ada dalam perempuan dan sejarah peradabannya. Apakah bisa laki-laki menjadi feminis? Ya, tentu saja. Kesadaran atas ketidakadilan tidak membutuhkan kita berjenis kelamin perempuan atau laki-laki, tapi menuntut kita sebagai manusia yang berakal dan berhati.

        Feminis dan Feminim adalah dua kata yang berbeda makna. Feminis yaitu gerakan atau pemahaman (pola pikir), sedangkan feminim lebih kepada tampilan keseharian. Didalam diri manusia harus ada keseimbangan antara feminim dan maskulin. Feminim dan maskulin merupakan dua komposisi sempurna yang harus ada pada pertumbuhan dan perkembangan manusia untuk menjalankan tugasnya sebagai Khalifah fil ardh.

Bagaimana dengan Feminis Islam?
Berbagai teori dan analisis kaum feminis memunculkan dinamika tersendiri bagi perjuangan perempuan. Lagi-lagi kita ditanya, "Apakah feminis benar-benar anti-Islam?" Atau sedikit saya mengubah redaksinya, "Apakah feminis bertentangan dengan hukum Islam?"
    Kalau Islam sudah pro terhadap perempuan, kenapa muncul feminis-feminis Islam seperti Fatima Mernissi, Amina Wadud, Mansur Faqih, Nasaruddin Umar dan lainnya. Didalam buku yang ditulis Uunk Crispy, beliau menuliskan, "Edi AH Iyubenu mengatakan, Islam tidak mengenal Feminis. Iya benar. Feminisme tidak muncul pada era Nabi Adam dan Nabi Muhammad, tapi ruhnya telah ada sejak penciptaan manusia pertama sebagai Khalifah di muka bumi". Dalam pandangan Islam, manusia mempunyai dua kapasitas, yaitu sebagai hamba dan sebagai representasi Tuhan, tanpa membedakan jenis kelamin, etnis dan warna kulit (Q.S al-Hujurat :13).

       Redaksi Feminis dalam Islam itu tidak ada, Islam tidak pernah menggunakan diksi Feminis dalam ajarannya. Ajaran Islam didalam Al-Qur'an sudah feminis banget. Jauh sebelum feminisme muncul Islam sudah menerapkan konsep keadilan. Kenapa harus jadi feminisme kalo ada tuntunannya dalam Islam. Feminisme lahir karena ketidakadilan pada perempuan, atau dengan diksi Islamnya kezaliman terhadap perempuan. Pertanyaannya, Apakah feminisme itu sebagai solusi?

     Feminisme mendorong perempuan keluar dari lingkaran kezaliman. Entah itu di Barat atau di Timur. Memberi kekuatan dan kepercayaan bahwa perempuan juga manusia, berharga dan berakal budi dan pantas hidup mandiri. Membantu banyak orang memahami permasalahan ketidaksetaraan gender sebagai masalah yang kompleks dan berlapis-lapis. Pada dimensi lain, paham ini dijadikan landasan gerakan suatu kelompok, organisasi, institusi dan menjadi tata nilai dalam berperilaku sehari-hari. Memandang banyak hal dalam perspektif keadilan gender. Namun, kata "keadilan gender" justru menimbulkan banyak tanda tanya.

      Kebanggaan meyakinkan banyak orang bahwa dirinya feminis, menyeretnya terlalu dalam pada perasaan "fana". Pemahaman seseorang terhadap teori Feminisme dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok yang pertama, tunduk dan mengapresiasi teori sebagai kepentingannya, tapi sebetulnya kita tidak melihat alasan yang kokoh kenapa teori ini diaplikasikan dan bukan teori lain. Kelompok yang kedua, kelompok yang menyingkirkan teori itu hanya karena teori ini dari barat. Kelompok yang ketiga, kelompok yang menerima teori dan terobsesi berlebihan yang menghilangkan esensi fungsi atas keberadaan teori tersebut.

Semoga melalui tulisan ini dapat membuka cakrawala berpikir kita dalam memaknai apa itu feminis, feminisme dan pertanyaan lain yang berkaitan dengan gerakan perempuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teropong Kader HMI: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Teropong Kader HMI: Mengurai Benang Kusut Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Oleh : Ajeng Febrian Surbakti      Sebagai mahasiswa itu sendiri, kampus adalah rumah kedua kita, tempat kita menimba ilmu dan membentuk mimpi-mimpi yang lama kita bangun. Namun, bayang-bayang kekerasan seksual yang mencuat di UINSU baru-baru ini merobek rasa aman yang seharusnya kita rasakan. Sebagai kader (Himpunan Mahasiswa Islam) HMI, sepatutnya kita tidak bisa tinggal diam. Dalam tulisan ini saya, Ajeng Febrian Surbakti ingin mengulas sedikit lewat teropong kader HMI. Perlu diketahui benang kusut permasalahan ini merupakan tanggung jawab moral kita bersama, bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari gerakan mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.      Dari sudut pandang mahasiswa, salah satu akar masalah yang paling terasa adalah kurangnya ruang aman dan mekanisme pelaporan yang efektif. D...

HMI ANTARA KEKUASAAN INTELEKTUAL ATAU DEGRADASI INTEGRITAS

HMI ANTARA KEKUASAAN INTELEKTUAL ATAU DEGRADASI INTEGRITAS Oleh: Rizky Nanda Pratama Sebelum kita melangkah lebih jauh dalam pembahasan ini, ada baiknya kita menilik kembali sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Apa sebenarnya HMI? Mengapa organisasi ini didirikan, dan apa alasan keberadaannya masih dipertahankan hingga kini? Memahami sejarah dan tujuan HMI sangat penting agar setiap kader dapat menyerap pesan yang terkandung di dalamnya. Tanpa pemahaman yang utuh, ada risiko bahwa kader tidak akan terlibat aktif dalam perjuangan untuk mewujudkan misi HMI. Dampaknya bisa beragam: misi yang berbunyi “terbinanya insan akademik, pencipta, dan pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala” dapat dianggap sebagai sekadar susunan kata tanpa makna, bahkan dapat dianggap sepele sehingga tidak layak untuk diperjuangkan. Oleh karena itu, memahami HMI secara menyeluruh, termasuk motivasi di balik pendirian...
  Curhatan Mahasiswa Tentang Kuliah Daring Selama Pandemi Oleh : Desi Rambe      Banyak sekali suka duka yang dialami mahasiswa pada saat ini dalam kegiatan kuliah daring selama pandemi. Kuliah daring tentunya berdampak secara langsung civitas akademika kampus, baik itu tenaga pendidik, tenaga kepegawaian, hingga mahasiswa. Mahasiswa merasakan campur aduk antara senang dan sedih dengan keputusan kuliah daring sampai saat ini. Mahasiswa mengaku sedih karena banyaknya kendala dan perkuliahan yang tidak semaksimal kuliah tatap muka, mulai dari kendala jaringan dan lain sebagainya. Dan senangnya kuliah daring karena tidak dipaksakan masuk ke kampus saat kondisi belum membaik sepenuhnya.      Mahasiswa stambuk 2020 yang tidak pernah sama sekali merasakan kegiatan perkuliahan secara tatap muka langsung dengan dosen masih berharap agar bisa dilakukan kegiatan perkuliahan ini secara offline . Banyak haluan yang timbul di benak mahasiswa sewaktu menjadi mahasis...